Pijarnya matahari membakar kehidupan
Gejolak kenyataan mendera tiap langkah
Getaran Nafas kota terbangkan debu jalan
Gemuruh keinginan menjarah mata hati
Sang waktu tanpa henti membelah perasaan
*
Di kancah hari-hari
Garis takdir dan nasib manusia
Hqaru biru membara
Menang atau tergilas
Sudah terlanjur untuk dihadapi
Dilarut perjalanan
Bumipun makin panas tergarang hawa nafsu
Ambisi duniawi memuja kebendaan
Emosi mata gelap terjajah bisik setan
Emosi kebenaran mengikis rongga dada
Yang jujur kian langka tergusur keadaan (*)
Yang kuat makin nikmat mereguk anggur merah
Yang lemah kian lelah mencari kebijakan
Dilebar jurang rasa berpeluh air mata
Merahnya cakrawala semerah wajah marah
Kecewa jadi api jeritan keadaan (*)