Seminggu hujan deras
Terhempas di jalan saat rindu makin mengeras
Lalu lalang orang dimana mana mereka gila
Ku lupa cara berdoa ucapkan saja bismillah
Terasa penting, sepagi itu, bisikan angin, jauh di situ
Kudengar takdir memanggil, nama kita berdua
Sepintas lampu kota
Sinarnya mengalun bercampur resah pada jendela
Silang saling mimpi berebut tempat di Jakarta
Kulelah dengan dilema kuucapkan saja terserah
Aku dan dia, lawan dunia, sulit percaya, waktu kulihat
Kulihat takdir mendekat, ke arah kita berdua
Sebelum pagi datang
Sebelum luka berganti lalu lupa lalu menghilang
Hingar bingar bintang kulihat ada di angkasa
Begitu jelas kudengar suara bisikan semesta
Sungguh ternyata, semua terekam, tiada bahasa, mampu ungkapkan
Ketika takdir gaungkan, rasa kita berdua
Terlalu banyak dusta
Mereka simpulkan lebih baik kita berhenti
Kupikirkan sendiri siapa pula butuh opini
Perlahan kupaham kuhanya perlu dengar nurani
Setipis awan, terkadang bimbang, kadang misteri, sungguh terjadi
Kurasa takdir mengerti, hati kita berdua
Lupakan malam minggu hmm
Tak perlu atur waktu di dalam hati kita berc*mbu
Pelan pelan saja bahasa kasih selalu sunyi
Sensasi musik bisu sedikit orang bisa pahami
Nyaris mustahil, tiada bunyi, kita terlahir, di dalam sunyi
Biarkan takdir terangkan, bahasa kita berdua
Siap siap melayang
Alami tinggi natural terang datang dan menghujam
Padu padan warna bermotifkan corak mimpi
Aroma nirwarna sayonara basa basi
Alunan rasa, lain dimensi, penggalan nada, dalam telinga
Kudengar takdir nyanyikan, ooo lagu kita berdua