Waktu memang jahanam,
kota kelewat kejam,
dan pekerjaan menyita harapan.
Hari-hari berulang,
diriku kian hilang.
Himpitan hutang. Tagihan awal bulan.
O, demi tuhan, atau demi setan,
sumpah aku ingin rumah untuk pulang!
Tujuh tahun yang lalu,
impian membawaku ke Surabaya: berharap jadi kaya.
–hanya bermodal baju dan seratus ribu, nasib ini kuadu—
Tujuh tahun berlalu,
impianku tersapu di Surabaya: gagal jadi kaya.
–kota menghisapku habis, tubuh makin tipis, dompetku kembang-kempis—
O, demi tuhan, atau demi setan,
sumpah aku ingin rumah untuk pulang.
“Rindu menciptakan kampung halaman tanpa alasan.”
Burung pulang ke sarang, ketam diam di liang,
dan di lautan ikan-ikan berenang.
O, demi tuhan, atau demi setan,
sumpah aku ingin rumah untuk pulang.
“Uang bawa 'tualang sesat di jalan, menjauhi pulang.”