Suluk Pintu Terkunci

Sampak Gusuran

SULUK PINTU TERKUNCI
Anis Sholeh Ba'asyin

Kuketuk pintu itu beribu kali
tak juga jawaban diberi
kugedor pintu itu berjuta kali
tak juga kau peduli.

Bermilyar kali kita mencoba bertegur sapa
bermilyar kali kita mencoba tukar bicara
tapi pintumu tetap tak terbuka
Kita cuma bersaing suara
membisingkan udara dengan kata
membisingkan udara dengan kata
Kuketuk pintu itu beribu kali
kugedor pintu itu berjuta kali
Bermilyar sudah isyarat disampaikan
bermilyar sudah tanda dikibarkan
tapi kau terus sibuk dengan impian
membangun pintu demi pintu
yang kau kira menyelamatkan.
yang kau kira menyelamatkan.
Kuketuk pintu itu beribu kali
kugedor pintu itu berjuta kali
Benteng-benteng yang kau bangun, betapapun kokoh kau bayangkan
betapapun indah berhias taman
tak menyelamatkanmu dari kenistaan.
Pintu-pintunya yang terkunci, membuatmu diasingkan kenyataan
dan, pada saatnya, kamu akan diludahi masa depan
Kamu akan diburu huruf-huruf yang kamu semburkan
akan ditelikung jejak-jejak yang kamu torehkan.
Tanah akan berontak dan membuatmu kalang kabut
laut akan melecehkan proyek-proyek masa depan
gunung akan mempertontonkan kekerdilan nalarmu
sementara udara akan menjepit napasmu
dan orang mulai menyumpahi caramu mengemudikan gelombang.
Kemana kau akan berlari?
Kepada para perancang yang ongkang-ongkang di luar sana?
Percayalah, mereka akan tunggang langgang
membiarkanmu sendirian dimangsa kekerasan
Kuketuk pintu itu beribu kali
kugedor pintu itu berjuta kali
Apalagi yang akan dibanggakan?
Gedung-gedung, rencana-rencana, kemudahan-kemudahan?
Kenyamanan, keserbamewahan, sarana, teknologi, ilmu pengetahuan?
Bahkan sejak dulupun ini selalu berulang
jadi tak perlu membusungkan dada atas kemajuan
karena kerapuhan dan kekerdilan tak bisa disembunyikan.

Apakah lupa yang kamu andalkan?
Jangan terlalu percaya!
Lupa cuma beredar pada manusia, yang gampang terpikat perubahan warna
Tapi tidak daun-daun,
tidak udara, tidak air, tidak tanah, tidak cahaya
catatannya tak terhapus apa saja
dan akan memburumu tanpa jeda.
Kuketuk pintu itu beribu kali
kugedor pintu itu berjuta kali
Sudahlah, kamu cuma memutar cerita yang sudah bosan dikisahkan
betapapun segenap tenaga dikerahkan
sejarah tak bisa dihadang
betapapun segenap rekayasa disebarkan
(Hasbunallah wa ni'mal wakiil 3x, ni'mal maulaa wa ni'man nashiir) 2x
matahari tak bisa ditutupi tangan.
Kamu akan termangu
kaget oleh kenyataan yang dadakan menikam,
sementara pintu yang kau agungkan tak menjaga dari kepastian
(Hasbunallah wa ni'mal wakiil 3x, ni'mal maulaa wa ni'man nashiir) 2x
bahkan jadi sembilu yang menusuk dari belakang.
Kuketuk pintu itu beribu kali
tapi kau selalu terbirit pergi
kugedor pintu itu berjuta kali
tapi kau malah memaki-maki.
(Hasbunallah wa ni'mal wakiil 3x, ni'mal maulaa wa ni'man nashiir) 1x
Kuketuk pintu itu beribu kali
kugedor pintu itu berjuta kali
Kuketuk pintu itu beribu kali
tak juga jawaban diberi
kugedor pintu itu berjuta kali
tak juga kau peduli.
(Hasbunallah wa ni'mal wakiil 3x, ni'mal maulaa wa ni'man nashiir) 4x
(Ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah) 2x
Ah, teruslah bermimpi
teruslah menari sampai kau kaget sendiri
ketika bangun, rumahmu sudah dicuri!
(Ya, Allah)