Sutra Dwipa

Kingkong

Anjangsana belah bumi nun utara Berempat musim sampai ke tanah gurun
Saripati insanlah tak setara Duhai molek sekujur berlulur harum

Hmm, aaa Hmm, aaaa

Kaum hawa negeri 1001 dwipa Tahta tanpa noda bak sehalus sutra
Ini 'tuk denai titipan sang bunda Biar dia di sisi bersunting pesona

Sebelum kerajaan-kerajaan kuno menancapkan panji-panji kedaulatannya, peradaban manusia di ranah nusantara telah mengenal gadis-gadis pribumi nan cantik jelita.
Kendati mereka datang silih berganti, namun sejarah Sansekerta tidak pernah lupa menorehkan nama-nama mereka.
Dayang Sumbi, Ken Dedes, Rara Jonggrang, adalah salah satu di antaranya.
Kini nama-nama itu telah pupus ditelan zaman.
Tetapi, satu hal yang tidak akan pernah sirna di ranah nusantara.
Negeri seribu satu pulau senantiasa sarat dengan tebaran pesona dari kaum hawanya.
Karena kemolekan gadi-gadis pribumi yang sehalus sutra terus diwariskan turun-temurun melintasi tujuh lapis silsilah.
Tengoklah ke belahan bumi nun Utara (Kutub Utara).
Ke delapan penjuru angin dunia sekalipun!
Sungguh, kecantikan mereka tiada taranya, tak tertandingi oleh insan-insan dari negeri manapun,
Mereka adalah Sutra Dwipa.