Hai Pemuda

Guruh Sukarno Putra

Langit Mendung Mengurung Persada
Kututup Koranku Seraya Bergegas
Menetapkan Hati Dan Berkata

Hai Pemuda (harapan)
Jangan Kau Biarkan Sejarah Ternoda
Lukislah Dengan Tinta Emas

Hujan Resah Mengepung Jakarta
Kubuka Jaket Kuningku Dalam Kelas
Tiba-tiba Kawanku Berkata

Hai Pemuda (harapan)
Jangan Kau Biarkan Sejarah Ternoda
Tulislah Dengan Tinta Emas

Kiranya Telah Bersatu
Menegakkan Kebenaran Dan Keadilan
Kita Telah Bahu Membahu
Menumpas Kelaliman

Banjir Protes Melanda Persada
Kubenam Ironi Dihati Mengeras
Yang Berbisik-bisik Senantiasa

Hai Pemuda (harapan)
Jangan Kau Biarkan Sejarah Ternoda
Hiaslah Dengan Tinta Emas