Berlabuh tanpa ada niatan untuk melaut
Rubuhkan tenda subuh ′kan tiba saat kau kalut
Berpulang ke dermaga tanpa kompas di genggamanHari berulang dan jalan keluar juga tertutup
Samarkan keyakinan saat semua sama 'kan
Harapkan terkabul saat doa kau sematkan
Ujung yang tak tampak bak hilangnya pandangan
Urungkan seluruh niat yang luruh bersama angan
Sibuk hiasi diri dengan banyak penyesalan
Batin tak rampung, percuma latih kesabaran
Bingung sebelum perang dan kalah bersama mendung
Linglung bermain peran, usai jatuh di atas panggung
Pentaskan kesedihan rupa topeng yang disolek
Pantaskah diri dengan harapan rajin ditoreh
Ragu membungkus ego tanpa hasil diperoleh
Belokan pun diambil tanpa sempat untuk menoleh
Keringat menetes bak kapal tak kenal patuh
Teringat sesekali akan pesan yang ditabuh
Taruh dan simpan, meski layar hanya separuh
Takut kepada apa
Tentu ombak yang mengamuk
Simpang lenggang yang bertaut
Singsing lengan menahun
Singgahi tenggang waktu serupa bait yang berujung
Simpan mimpi terbaru meski akan jadi abu
Satu demi satu esok pupus sekian ratus
Tuas ketakutan pindahnya ′tuk berlabuh
Memupuk keraguan indahnya terus berbaur
Risau yang menjalar memabukkan macam candu
Terpikat kekacauan bak embun rintik berhembus
Meradang kala malam racauan bisingnya angin
Dan pagi selalu datang meski tak pernah dipanggil
Menengadah ke langit hijaunya yang dinanti
Menuai kekosongan dari hal yang kerap disirami
Ringkai diperoleh dari keringat membasahi
Pundak semakin lunglai di hari yang hampir habis
Ringkasan waktu lampau
Bagaikan tanah kering
Suburnya yang ditunggu
Sisanya tak kembali
Tarik sepintal benang rekatnya sampai terputus
Bertali dengan jarum berkarat yang telah rimpuh
Sambungnya bak benalu berjalan tiada hitung
Terpaku masa lalu yang harusnya tutup pintu