Kami adalah besi karat
Botol kiamat berlilit kawat
Sakit sekarat kandidat mayatMartir penggada tanpa granat
Kami adalah puisi, prosa dan kegilaan Zarathustra
"Hiduplah dalam bahaya. Jika sudah berlayar,
Bakarlah dermaga di belakangmu", kami menjumpai teks itu
Di sudut kota, pada satu lapakan, berisikan "Biksu
Tak Berjubah", wajah-wajah geram pencengkam
"Hidup yang Menolak Padam"
Kota ini di tubuhnya menyimpan 34781
Airmata mereka yang kesakitan. Kota ini selalu menyisakan 1
Ingatan yang kerap menjadikan kami tahanan perang kelas 1
Maka dengan kesadaran penuh kami bakar dermaga layar sabar
Walau berkali-kali terkapar, kami tetap menggenggam nazar
Melompati pagar dan tembok pengendali siklus pasar
Kami adalah komposisi gerombolan kombatan
Yang merindukan kehancuran sebagai jawaban
Kami adalah kosakata kematian di tengah palagan
Senantiasa terjaga serupa lolong serigala di hutan-hutan
Kami senantiasa keluar dari peta aman nyaman
Dorongan kami arak kuda belingsatan, permentasi ketan
Ibu kami keyakinan, Bapak kami dendam tanpa batasan
Kami lupakan setiap puisi di koran akhir pekan
Puisi kami adalah poster seruan, spanduk tuntutan
Selebaran pernyataan dan blokade akses kendaraan
Kami berjanji menjaga gerbang makam imaji depresan
Hasrat spontan syarat perhitungan: menjagal batok tiran
Kami adalah pewaris kelam tarian topan
Sutradara dan aktor pertunjukan kemuakan
Kami jalin konsolidasi dengan penambal ban
Memastikan setiap kesepakatan benar berjalan
Merebut papan iklan menjadi pusat keonaran
Kami adalah reinkarnasi tak berdefinisi
Langkah kami adalah takdir konfrontasi
Kepal kami amunisi penolak kuasa-relasi
Kami tak bisa dilacak dengan alat deteksi
Kami telah menjadi setiap koding petisi
Mosi Tidak Percaya: menjangkarkan visi
Menyusun lagi mimpi purba kami: insureksi
Demi Randi & Yusuf yang mati pada Reformasi
Dikorupsi, kami akan berdiri di shaf depan setiap aksi
Menebus setiap darah yang tercecer (oleh polisi) tanpa asuransi
Kami tak akan berhenti membentangkan kain kafan
Kami akan berhimpun dengan roh korban setiap zaman
Kami adalah hitam gagak pelekam godam dan ancaman
Kami tak akan berhenti membentangkan kain kafan
Kami akan berhimpun dengan roh korban setiap zaman
Kami adalah hitam gagak pelekam godam dan ancaman