Bunga manis yang tumbuh di desa
Kini mekar dan harum mewangi
Banyak kumbang yang datang mengganggu
Dengan membawa impian
Tergodalah imanmu akan khayalan
Hidup bertabur cahya di ibukota
Tanpa do'a tulus dua orang tua
Berbekal khayal engkau berangkat jua
Tiada sadar, kenyataan
Khayalan, jauh berbeda ...
Satu tahun terlewatlah sudah
Harapan tinggal harapan
Ibukota tumpuan harapan
Kepalsuan yang kau dapatkan
Hujan mengiring dikau menangis pilu
Senyum pahit kini tersungging memelas
Malu kembali kepada orang tua
Bunga indah dari desa kini layu
Kini tinggal bayi kurus
Yang ada dalam rahimmu
Terbayanglah sejuta kekasih
Tak satupun menampakkan diri
Jalan akhir yang kini kau tempuh
Putus asa bunuh diri
Bunga desa yang kini telah tiada
Engkau salah satu korban kepalsuan
Ibukota bukan tumpuan harapan
Sama seperti kota kota dunia
Kepalsuan, selimut indah
Asmara hidup seketika